Kata
orang jaman dulu atau orang yang bertempat tinggal di desa maupun orang yang
adat istiadatnya kental “ Banyak anak
banyak rejeki” , namun kenyataanya jaman sekarang atau jaman modernisasi, orang
malah bilang banyak anak malah menghabiskan banyak biaya. Biaya makan, biaya
pendidikan dan kebutuhan lainya. Konsep banyak anak
banyak rejeki di jaman modern seperti ini bagi sebagian besar orang sudah pasti
ditinggalkan. Bagi keluarga dengan golongan ekonomi tingkat atas, bila mau
menjalankan konsep “banyak anak banyak rejeki”, tidak akan berdampak besar pada
kehidupan ekonomi mereka. Tapi bila hal ini diterapkan pada golongan ekonomi
menengah bawah, bisa jadi menambah beban ekonomi bagi keluarga yang
bersangkutan.
Namun kenyataanya masih banyak saja keluarga yang mempunyai banyak anak, entah karena memakai sistem banyak anak banyak rejeki, memang ingin mempunyai banyak anak, ataupun ketidaktahuan tentang pembatasan anak. Contohnya saja keluarga di pinggiran kota ataupun di Desa masih banyak saja keluarga yang mempunyai banyak anak, selain itu dari keluarga yang mempunyai ekonomi rendah dan tidak mengenyam pendidikan sekolah, mereka tidak mengerti tentang masalah yang akan ditimbulkan dengan mempunyai banyak anak. Apalagi di Desa banyak adanya Pernikahan dini atau menikah di Usia muda, sehingga masa reproduktifnya pun semakin panjang dan pengetahuan yang rendah tentang program pembatasan anak atau KB.
Hal ini dapat menimbulkan berbagi masalah yang berhubungan dengan kependudukan,dan merupakan masalah yang serius dan perlunya kerjasama anggota masyarakat untuk mengontrol banyaknya anak dalam satu keluarga. Masyarakat dapat saling mengingatkan, ikut serta dalam program pemerintah, menghimbau masyarakat lainya untuk berpartisipasi didalamnya.
Semoga Indonesia menjadi lebih baik berwawasan pengetahuan dan warga negarnya semakin maju serta mengerti tentang pentingya pembatasan anak untuk mencapai Indonesia yang lebih baik lagi.
Namun kenyataanya masih banyak saja keluarga yang mempunyai banyak anak, entah karena memakai sistem banyak anak banyak rejeki, memang ingin mempunyai banyak anak, ataupun ketidaktahuan tentang pembatasan anak. Contohnya saja keluarga di pinggiran kota ataupun di Desa masih banyak saja keluarga yang mempunyai banyak anak, selain itu dari keluarga yang mempunyai ekonomi rendah dan tidak mengenyam pendidikan sekolah, mereka tidak mengerti tentang masalah yang akan ditimbulkan dengan mempunyai banyak anak. Apalagi di Desa banyak adanya Pernikahan dini atau menikah di Usia muda, sehingga masa reproduktifnya pun semakin panjang dan pengetahuan yang rendah tentang program pembatasan anak atau KB.
Hal ini dapat menimbulkan berbagi masalah yang berhubungan dengan kependudukan,dan merupakan masalah yang serius dan perlunya kerjasama anggota masyarakat untuk mengontrol banyaknya anak dalam satu keluarga. Masyarakat dapat saling mengingatkan, ikut serta dalam program pemerintah, menghimbau masyarakat lainya untuk berpartisipasi didalamnya.
Semoga Indonesia menjadi lebih baik berwawasan pengetahuan dan warga negarnya semakin maju serta mengerti tentang pentingya pembatasan anak untuk mencapai Indonesia yang lebih baik lagi.
No comments:
Post a Comment