GAMBARAN
MOTIVASI SUAMI PUS DALAM MENGIKUTI KB VASEKTOMI DI DESA PANJER KECAMATAN
PLOSOKLATEN KABUPATEN KEDIRI
(Description Of Husband Of Fertile Age Couple Motivation In Following Vasektomi Program In Village Of Panjer
District Of Plosoklaten Regency Of Kediri)
Cici Uswatun Nazizah
ABSTRACT
Motivation Of Husband Of Fertile Age Couple is desire in the self of
individual person that encourages to conduct actions, act of behavior or behavior
to following vasectomy program. Motivation of husband in following vasectomy
program is really influence to man role in the family planning program, the
higher motivation of man in following family planning program, the higher the success of government in implement the program
of family planning, so not only woman that follow family planning program. The
objective of this research was to study the description of PUS husband
motivation in following KB vasectomy.
The research design used descriptive design. This research conducted on
31 May – 2 June 2014 with research variables was motivation of husband PUS in
following KB vasectomy in village of Panjer, district of Plosoklaten regency of
Kediri with research population was husband in village of Panjer District of
Plosoklaten, regency of Kediri amount to 78 people and sample amount to 66
respondents. The sampling technique used purposive sampling. The data
collection through questionnaire. The analysis of data using technique of
editing, coding, scoring, tabulating and interpreted in the form percentage.
The research result obtained that from 66 husband of fertile age couple in filling questionnaire,
the majority had enough motivation amount to 68,2% and a small part of
respondents had low motivation amount to 9,1 %
Based on the research result obtained that motivation of husband PUS in
following vasectomy program in village of Panjer, district of Plosoklaten,
regency of Kediri has not high motivation because factors of age, education,
respondent’s employment. Beside the physiological factor which also cause
motivation has not too high in village of panjer due to the community are still
have perception that vasectomy program reduce the maleness of man, so arise
less good perception toward vasectomy program.
Keywords: motivation,
husband of fertile age couple, Vasectomy Program
PENDAHULUAN
Kontrasepsi mantap pria ataau
vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat
efektif, memakan waktu operasi yang sangat singkat dan tidak memerlukan anestesi umum (Hartanto,
2003 Cetakan Keempat : 307).
Peran pria dalam ber-KB sangat
penting dalam menggunakan alat kontrasepsi kontrasepsi mengingat secara
nasional kesetaraan KB Pria sangat rendah, yakni hanya 1,3% (SDKI 2001). Dibandingkan negara- negara berkembang lainnya seperti
Pakistan (5,2%,1999), Bangladesh (13,9%,1997), Malaysia (16,8%,1998),
partisipasi pria dalam KB di Indonesia masih tertinggal yaitu pencapaian kondom
1,3% dan vasektomi 0,2%, sedangkan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) meningkat menjadi 4,5% (Jurnal Magister Kedokteran Keluarga,
2007: 81).
Di Indonesia,
partisipasi pria dalam pelaksanaaan program KB hanya ±5% ; kondom 1,8%,
vasektomi 0,20%, coitus interuptus 2,3%, dan pantang berkala 1,3%. Dan untuk KB
Vasektomi sendiri belum mencapai target 1% (SDKI, 2012).
Jawa Timur
memiliki jumlah penduduk, yaitu 36.006.413 jiwa. (Sumber : Badan Pusat
Statistik Proyeksi Penduduk Indonesia per propinsi 2010-2012). Diantara
provinsi yang ada, Jawa Timur sudah mencapai target untuk KB. Namun untuk
peserta KB Pria Dari 6.150.153 peserta
KB aktif pengguna KB Pria yaitu MOP (0,4%), peserta KB kondom (1,5%) (SDKI
2012) Jumlah itu masih kalah oleh Provinsi Sulawesi Tengah yang sangat
signifikan untuk KB Pria bahkan nyaris menembus target pencapaian tahun 2012 yakni
sebanyak 93.290 (BKKBN Sulteng 2012). Dan PUS di Kabupaten Kediri adalah
286.700. Jumlah akseptor KB pria sampai dengan tahun 2012 yaitu 1.8% pemakai
kondom dan yang menggunakan metode MOP berjumlah 0,3% (SDKI 2012). Dan di Kecamatan
Panjer Akseptor KB Vasektomi hanya sekitar 0,3% sampai tahun 2012 (BKKBN JATIM,
2012).
Berdasakan
data dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mempunyai
target pada tahun 2014 angka
fertilitas total (TFR) menjadi 2,1 dari 2,3 dan pengguna
kontrasepsi 65% dari 61,4% (Depkes,2010), Data yang didapatkan dari
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten kediri
tahun 2012, data pencapaian peserta KB baru semua metode di dapatkan ; Pil
(6125), Suntik (28842), Implan (3384), IUD (4096), MOW (1374), MOP (41), dan
Kondom (1440), data pencapaian peserta KB aktif terhadap peminat prakiraan
masyarakat (PPM) di Kabupaten Kediri tahun 2012 didapatkan; Pil (44665), Suntik
(120457), Implan (12839), IUD (35537), MOW (14761), MOP (589), dan Kondom
(2650), data pencapaian peserta KB baru Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1
di Kabupaten Kediri didapatkan; Pil (1400), Suntik (4195), Implan (2223), IUD
(1847), MOW (1073), MOP (31) dan kondom (505), sisanya peserta KB tradisional
dari data diatas dapat dilihat bahwa pemilihan kontrasepsi MOP masih kurang
diminati. Penelitian yang dilakukan Istiqomah (2011) tentang “Partisipasi Pria
Dalam Dalam Keluarga Berencana Di Kelurahan Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota
Tasikmalaya” juga menunjukan masih rendahnya partisipasi pria dalam mengikuti
KB Vasektomi yaitu hanya 0,16%. Di Kecamatan Plosoklaten memang untuk KB pria
relatif tinggi pemakainya, menurut Lina, 2013 pengguna KB pria di Desa
Pranggang pada Tahun 2012 ada 3 orang, desa Panjer 1 orang , desa Klandran ada
1 orang, desa Jarak ada 8 orang, Desa Plosokidul 1 orang dan desa lainya belum
ada yang menggunakan MOP. Berbagai macam alasan yang disampaikan oleh akseptor
keluarga berencana yang menurut persyaratan untuk dilakukan MOP sudah memenuhi
persyaratan, akan tetapi akseptor tersebut
tidak memilih kontrasepsi mantap atau MOP, dikarenakan adanya ketakutan
untuk tidak dapat menambah anak lagi apabila sesuatu hal terjadi pada dirinya.
Selama ini
sudah banyak upaya yang ditempuh oleh BKK Kabupaten Kediri untuk meningkatkan
partisipasi pria dalam berKB dengan bantuan kondom gratis, kelompok KB pria di
tingkat desa penyuluhan, pelatihan petugas untuk melakukan MOP, tersedia tenaga
penyuluh lapangan keluarga berencana ditiap-tiap desa dan lain-lain, namun
partisipasi pria masih tetap rendah.
Rendahnya
partisipasi pria dapat disebabkan oleh berbagai faktor penyebab. Penelitian
yang dilakukan oleh Budisantoso (2008), rendahnya angka keikutsertaan pria
menjadi akseptor KB disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurang pengetahuan
mengenai KB, persepsi yang salah terhadap KB, nilai sosial budaya yang negatif.
Hasil penelitian Suprihastuti (2000) menyatakan bahwa aksesibilitas pria
terhadap informasi mengenai KB rendah karena masih terbatasnya informasi
tentang peranan pria dalam KB dan KR dan terbatasnya jumlah sarana pelayanan
yang dapat memenuhi kebutuhan pria serta waktu buka sarana pelayanan tersebut (
Ekawati, 2013: 5).
Mengingat dalam
penentuan pengambilan keputusan
keluarga sebagian besar masih didominasi suami, maka indikator
partisipasi pria menurut BKKBN tidak hanya sebagai peserta KB saja tetapi juga
mendukung istri dalam penggunaan kontrasepsi, pemberi pelayanan KB (motivator ,promotor) dan merencanakan
jumlah anak bersama pasangan (Budisantoso, 2008: 20).
Sunaryo
(2004), untuk meningkatkan motivasi seseorang bisa dilakukan dengan menanamkan
kesadaran pada diri seseorang tersebut. Dalam hal ini dalam rangka menanamkan
kesadaran untuk meningkatkan motivasi pria PUS menjadi akseptor KB dapat
dilakukan dengan memberikan informasi tentang KB pria berupa pendidikan
kesehatan (Ekawati, 2013: 5).
Pendidikan
kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan proses yang sengaja
direncanakan untuk menciptakan peluang bagi individu untuk belajar memperbaiki
kesadaran serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya demi kepentingan
kesehatannya. Pendidikan kesehatan memiliki tujuan spesifik yaitu perubahan
pengetahuan (kognitif), sikap (pengertian, motivasi), atau praktik (akses
informasi dan menggunakan informasi) untuk mempertahankan kesehatannya. Dengan
memiliki motivasi membuat seseorang merasa terdorong, tertarik dan memiliki
kekuatan untuk melakukan sesuatu (Nursalam, 2009).
Untuk
meningkatkan partisipasi Motivasi pria dalam pelaksanaan program KB Vasektomi
dapat dilakukan program Promosi Kesehatan dan Penyuluhan kepada masyarakat
terutama untuk pria usia subur. Tenaga kesehatan khususnya bidan maupun pemerintah dapat memberikan program-program
yang dapat menarik minat pria untuk berpartisipasi dan termotivasi dalam
mengikuti program KB Vasektomi seperti adanya KB Massal.
Karena rendahnya motivasi pria dalam
program KB di Kabupaten Kediri, khususnya di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten.
Penulis mengambil desa Panjer karena sudah sering diberikan penyuluhan dan KB
Vasektomi secara masal, namun pada tahun 2012 hanya ada 1 orang dari 173 suami
PUS menggunakan KB tersebut maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui Gambaran
motivasi Pria dalam mengikuti Metode Operasi Pria di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten.
METODOLOGI
Metodologi
penelitian adalah cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau
pemecahan suatu masalah, pada dasarnya metode ilmiah (Hidayat,2009 : 18).
Desain
penelitian adalah sebuah pola atau petunjuk
secara umum yang bisa diaplikasikan pada beberapa penelitian dengan
adanya permasalahan penelitian yang jelas, kerangka konsep dan definisi variabel
yang jelas, suatu desain dapat digunakan sebagai map/gambaran tentang
perencanaan penelitian secara rinci dalam pengumpulan dan analisa data (Nursalam,
2003: 801).
Dalam
penelitian jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei dengan
desain penelitian diskriptif. Penelitian diskriptif adalah suatu metode yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran, mendiskripsikan atau
memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini secara
objektif dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif survei yaitu suatu
metode yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan
prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi (Nursalam,
2003: 82).
Dalam
penelitian akan menggambarkan motivasi suami PUS dalam mengikuti KB
Vasektomi di Desa Panjer Kecamatan
Plosoklaten Kediri Tahun 2014.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan hasil penelilitian dan pembahasan
tentang Gambaran Motivasi Suami PUS Dalam Mengikuti KB vasektomi Di Desa Panjer
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Pengambilan data ini dilakukan pada
tanggal 31 Mei–2 Juni 2014 di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten
Keidiri dengan jumlah responden 66 orang.
Kegiatan
yang dilakukan oleh peneliti adalah menyebarkan kuesioner kepada suami PUS yang
ada pada desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Hasil penelitian
meliputi data umum dan data khusus. Data
umum meliputi karakteristik responden berdasarkan umur responden, pendidikan
responden, jumlah anak responden, pekerjaan responden, jumlah penghasilan
responden, pernahkan responden mendapat informasi tentang KB vasektomi, dan dan
darimana informasi yang didapatkan responden. Sedangkan data khusus akan
disajikan dalam bentuk tabulasi yaitu Gambaran Motivasi Suami PUS Dalam
Mengikuti KB Vasektomi. Data disajikan dalam bentuk diagram pie dan tabel.
Hasil Penelitian
Karakteristik responden
berdasarkan usia responden
Karakteristik responden berdasarkan usia di desa Panjer Kecamamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagram 4.1 berikut ini:
Berdasarkan pada diagram 4.1
dapat diketahui sebagian besar dari responden (53%) berusia 41-50 tahun, sebagian kecil responden (20%)
berusia >50 tahun.
Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik responden
berdasarkan pendidikan di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri
dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:
Berdasarkan pada diagram 4.2
dapat diketahui bahwa hampir setengah dari responden (41%) berpendidikan
menengah atas dan sebagian kecil responden (5%) tidak bersekolah.
Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:
Berdasarkan pada diagram 4.3
dapat dketahui hampir setengah dari responden (43%) bekerja wiraswasta, dan
sebagaian kecil responden (18%) bekerja sebagai Pegawai Negri.
Karakteristik Responden
Berdasarkan Penghasilan
Karakteristik responden berdasarkan
penghasilan di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat
pada diagram 4.2 berikut ini:
Berdasarkan pada diagram 4.4
dapat diketahui hampir seluruh responden (95%) mempunyai penghasilan sama dengan UMR Kediri >Rp. 1.128.000,-, sebagian
kecil responden (5%) mempunyai penghasilan <Rp. 1.128.000,-
Karakteristik Responden
Berdasarkan Jumlah Anak
Karakteristik
responden berdasarkan Jumlah anak di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten
Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:
Berdasarkan pada diagram 4.4
dapat diketahui hampir stengah dari responden (37%) mempunyai jumlah 3 anak.
Karakteristik
Responden Berdasarkan Pernah atau Tidaknya Mendapat Informasi
Karakteristik
responden berdasarkan Pernah atau Tidaknya Mendapat Informasidi Desa Panjer
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut
ini:
Berdasarkan pada diagram 4.4
dapat diketahui hampir seluruh responden (83%) pernah mendapat informasi
tentang KB Vasektomi, dan sebagian kecil responden (17%) belum pernah mendapatkan
informasi.
Karakteristik
Responden Berdasarkan Perolehan Informasi
Karakteristik
responden berdasarkan Perolehan Informasi di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten
Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:
Berdasarkan pada diagram 4.4
dapat diketahui sebagian besar dari responden (74%) pernah mendapatkan
informasi dari tenaga kesehatan, dan sebagian responden (3%) mendapat informasi
dari tetangga.
Data Khusus
Gambaran
motivasi suami PUS dalam mengikuti KB Vasektomi di Desa Panjer Kecamatan
Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Kriteria
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
Rendah
|
6
|
9.1
|
Sedang
|
45
|
68.2
|
Tinggi
|
15
|
22.7
|
Jumlah
|
66
|
100
|
Berdasarkan
tabel 4.1 didapatkan dari total 66 responden sebagian besar dari responden
memiliki motivasi sedang untuk mengikuti KB Vasektomi sedang yaitu sebanyak 45
responden (68,2%).
Pembahasan
Hasil Penelitian
Pada bagian ini diuraikan
pembahasan dan hasil penelitian gambaran motivasi suami PUS dalam mengikuti KB
Vasektomi di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Hasil
penelitian dengan menggunakan analisa data melalui editing, coding, scoring, dan tabulating. Pada tabel 4.1 didapatkan
sebagian besar responden memiliki motivasi sedang dalam mengikuti KB Vasektomi
yaitu sebanyak 45 responden (68,2%) dan sebagian kecil responden mempunyai
motivasi rendah yaitu sebanyak 6 responden (9,1%)
Dari hasil penelitian
karakteristik usia responden sebagian besar responden 45 responden mempunyai
motivasi sedang yang didominasi usia 40-50 tahun. Untuk pendidikan juga
sebagian besar 45 responden mempunyai
motivasi sedang yang mayoritas
berpendidikan SMA. Dari sini dapat digambarkan bahwa responden yang
mempunyaipendidikan lebih tinggi dapat dengan mudah menerima informasi tentang
KB Vasektomi (Yustifa, 2008).
Untuk
karakteristik responden pada pekerjaan sebagian besar memiliki motivasi sedang
45 responden didominasi oleh responden yang mempunyai pekerjaan wiraswasta.
pekerjaan yang mempunyai banyak waktu luang mempunyai kesempatan dan waktu yang
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dengan cara menambah pengetahuan
tentang KB Vasektomi (Kurniati, 2008).
Selain itu
sebagian dari responden sudah pernah mendapat informasi dari tenaga kesehatan
40 responden mempunyai motivasi sedang. Hal ini menunjukan bahwa tidak semua
responden sudah mengerti atau memahami materi yang dijelaskan oleh tenaga
kesehatan. Mungkin ada faktor-faktor lain yang menyebabkan responden mempunyai
motivasi sedang dalam mengikuti KB Vasektomi, faktor yang timbul pada diri
sendiri ataupun dari lingkungan luar yang perlu dikaji lagi.
Hasil penelitian tabel 4.1
didapatkan dari total 66 responden hampir sebagian besar dari responden
memiliki motivasi dalam mengikuti KB Vasektomi dengan kriteria Sedang yaitu
sebanyak 45 responden (68,2%). Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Murniati,
2006 di Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen bahwa dari 59 responden terdapat 49
orang ( 83,1 %) dengan motivasi tinggi dan 10 orang (16,9 %) dengan motivasi sedang. Hal ini merupakan gambaran bagaimana motivasi
responden terhadap KB Vasektomi. Dari berbagai pertanyaan yang digali pada
kuesioner, penyebab banyaknya responden yang mempunyai motivasi sedang pada
Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri yaitu pada factor psikologis
yaitu kesenangan. Dimana responden mempunyai pandangan bahwa KB Vasektomi dapat
menurunkan kejantanan pria sehingga tidak dapat melakukan hubungan seksual
seperti biasanya.
Selain itu
ketakutan masyarakat bahwa KB Vasektomi dapat mengahambat dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari juga menjadi penyebab sedangnya motivasi dalam mengikuti
KB Vasektomi. Dalam hal ini masyarakat masih mempunyai pandangan bahwa KB
Vasektomi dapat mengurangi keperkasaan dan tenaga sehingga tidak mampu bekerja
seperti biasanya. Perlunya informasi yang disampaikan harus secara mendetail
agar masyarakat mengetahui secara pasti dan seksama apa itu KB Vasektomi.
Dari hasil
pernyataan yang menunjukan timbulnya motivasi pada penelitian, yaitu untuk
biaya melakukan KB Vasektomi sepenuhnya dari pemerintah, sedangkan di Desa
Panjer Kecamatan Plosoklaten sering hampir seluruh responden mempunyai
penghasilan >UMR Kediri, dan di Kecamatamn Plosoklaten sendiri sering
diadakan KB Vasektomi secara masal yang
biaya sepenuhnya dari pemerintah.
Banyaknya
responden yang setuju dengan KB Vasektomi secara gratis menunjukan bahwa
motivasi timbul karena adanya Reward (penghargaan) yang dipandang sebagai upaya
peningkatan motivasi. Karena dengan penghargaan seseorang akan bersemangat
dalam melakukan sesuatu. Penghargaan yang diberikan bisa berupa barang atau
nonmaterial (Notoatmodjo, 2007). Namun masih banyak responden yang masih
mempunyai motivasi sedang dalam mengikuti KB Vasektomi.
Untuk meningkatkan
motivasi seseorang bisa dilakukan dengan menanamkan kesadaran pada diri
seseorang tersebut. Dalam hal ini dalam rangka menanamkan kesadaran untuk
meningkatkan motivasi pria PUS menjadi akseptor KB dapat dilakukan dengan
memberikan informasi tentang KB pria berupa pendidikan kesehatan (Ekawati,
2013: 5).
Banyak hal yang perlu
dilakukan dalam meningkatkan motivasi suami PUS dalam mengikuti KB Vasektomi.
Berbagai usaha telah ditempuh oleh tenaga kesehatan terutama BKKBN dalam
memberikan Promosi Kesehatan tentang KB tersebut, bisa saja metode dalam
pelaksanaan KB Vasektomi dan cara KB Vasektomi sering menimbulkan kekhawatiran
pada masyarkat, sehingga masyarakat enggan dalam mengikuti KB Vasektomi. Selain
itu pandangan negative seseorang bahwa akan dikucilkan setelah melakukan KB
Vasektomi juga masih membuat kurangnya motivasi suami PUS dalam mengikuti KB
Vasektomi.
Nampaknya pada lokasi
penelitian upaya promosi kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
terutama petugas PLKB sudah cukup baik, sehingga sebagian besar suami PUS
mempunyai motivasi sedang dalam mengikuti KB Vasektomi, sehingga dapat
dikatakan bahwa suami PUS masih ada ketertarikan dalam mengikuti KB Vasektomi,
namun masih harus ada cara-cara promosi kesehatan yang lebih menyeluruh dan
menggunakan bahasa yang dapat di mengerti oleh masyarakat supaya semakin banyak
suami PUS yang termotivasi, semakin tercapai apa yang diharapkan pemerintah tentang
keluarga berencana.
Oleh sebab itu penulis
berpendapat bahwa motivasi dapat timbul dengan berbagai macam factor seperti
yang telah dijelaskan diatasa, yaitu kebutuhan, keinginan, dan penghargaan yang
akan didapat dari suatu tujuan yang dilakukan tersebut, dan KB Vasektomi adalah
tujuan dari penelitian ini.
Dari berbagai
pertanyaan yang telah diajukan dalam data kusus sudah mengandung pertanyaan
yang mewakili bagaimana motivasi suami PUS dalam mengikuti KB Vasektomi. Dan
dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memeliki motivasi
sedang dalam mengikuti KB Vasektomi yaitu sebesar 45 responden (68,2%), disini
menunjukan bahwa responden masih berlum terlalu yakin dalam mengikuti KB
Vasektomi namun masih mempertimbangkan akan mengikuti KB tersebut atau tidak.
Untuk motivasi Tinggi
sebesar 15 responden (22,7%), dan motivasi rendah sebesar 6 responden (9,1%).
Dari 66 responden hanya 15 responden saja yang yakin dalam mengikuti KB
Vasektomi dan 6 responden menolak untuk mengikuti KB Vasektomi. Dari sini
disimpulkan bahwa sebagian besar suami PUS desa Panjer Kecamatan Plosoklaten
Kabupaten Kediri masih ragu dalam mengikuti KB Vasektomi dan butuh kesadaran
dari masing-masing individu untuk melancarkan program KB yang dapat membatasi
jumlah anak sehingga dapat memperbaiki kesejahteraan keluarga.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
hasil penelitian tentang gambaran motivasi suami PUS dalam mengikuti KB
Vasektomi di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dengan jumlah
responden sebanyak 66 orang yang dilaksanakan pada tangga 31 Mei sampai 2 Juni
2014 dapat disimpulkan sebagai berikut:
Bahwa sebagian
besar (68,2%) responden mempunyai motivasi sedang dalam mengikuti KB Vasektomi
dan sebagian kecil (9,1%) responden mempunyai motivasi rendah dalam mengikutti
KB Vasektomi.
Di dalam
penelitian ini peneliti dapat membuat saran bagi:
Bagi Institusi Pendidikan
Sebaiknya bagi
institusi pendidikan lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan rutin dan melakukan
sosialisasi tentang KB Vasektomi. Seperti melakukan penyuluhan ke desa-desa
bagi bagi mahasiswa untuk melatih keberanian untuk terjun dalam masyarakat.
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang KB Vasektomi dengan menambah sumber
bacaan di perpustakaan.
Bagi Masyarakat
Sebaiknya
masyarakat lebih aktif membaca dan mencari informasi tentang KB Vasektomi,
untuk mengetahui manfaat, metode dan efek sampingnya dengan menacari di buku
ataupun bertanya pada petugas kesehatan secara menyeluruh agar tidak terjadi
kesalah fahaman dan pandangan negative tentang KB Vasektomi.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebaiknya bagi
peneliti selanjutnya dapat mengembangkan pengetahuan tentang factor-faktor yang
mempengaruhi keikutsertaan suami PUS dalam mengikuti KB Vassektomi. Peneliti
selanjutnya juga bisa melakukan penelitian pada populasi yang lebih besar
dengan instrument yang disempurnakan, sehingga dapat memperbaiki kekurangan
yang ada pada penelitian ini.
Bagi Profesi Kebidanan
Diharapkan dapat meningkatkan
motivasi dan partisipasi masyarakat dalam mengikuti program keluarga berencana
terutama KB Vasektomi dengan memberikan informasi baik melalui penyuluhan
maupun memberikan brosur, leaflet yang menarik dengan bahasa yang mudah
dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Aman Widodo. Peningkatan Partisipasi Pria dan KB Berwawasan
Gender.http://hqweb01.bkkbn.go.id diakses
tanggal 20 Mei 2014
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta, Rineka Cipta. Hal: 235, 134
Azwar, Saifudin. (2003). Sikap Manusia dan Teori Serta Pengukuranya .
Yogjakarta. Pustaka Pelajar . Hal 156-157
BKKBN. 2005. Peningkatan
Partisipasi Pria dalam KB
dan KR,Jakarta :BKKBN. 2001.
Fakta, Data dan Informasi
Kesenjangan Gender di Indonesia,Jakarta : BKKBN.
Badan Pusat Statistik.
2012. Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia,
diperoleh dari :www.data
statistikindonesia.com diakses tanggal
15 November 2011
Budisantoso. (2008). Jurnal Penelitian Faktor-faktor Partisipasi Pria
dalam KB Vasektomi. Hal:20
Dian. KB Nasional dan Peran Pria dalam ber-KB. http://hqweb01.bkkbn.go.id diakses tanggal
5 Juli 2014.
Hartanto, Hanafi. (2004) . Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta, Tema Baru. Hal: 307-313)
Hidayat, Alimul Aziz,(2009). Metode Penelitian Keperawaran dan Teknik
Analisa Data. Jakarta, Salemba Medika(Hal :18,60,72,74,86,90,107,108)
Ni Putu, Jurnal Magister Kedokteran Keluarga,
http://eprints.uns.ac.id 2007: 81, diakses pada tanggal 1 Januari 2014
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010).
Perilaku Kesehatan Manusia.
Jakarta, Rineka Cipta. Hal :
113-132
___________________.
(2003). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta. Hal : 90
___________________. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat . Jakarta, Rineka
Cipta. Hal : 132
Nursalam. (2003). Metode Penelitian dan Penerapanya. Jakarta. Rineka
Cipta. Hal :106, 111,801, 92, 64)
________(2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Hal 96, 97, 99, 109, 133, 212
Sulistyawati, Ari. (2012).
Pelayanan Keluarga Berencana.
Jakarta, Salemba Medika. Hal:123-130
Van. Partisipasi Pria dalam KB MasihRendah. http://www.sinarharapan.co.id diakses
tanggal 20 Mei 2014.
Www.bkkbn.co.id. SDKI
2012. Diakses pada 4 Oktober 2013. Pukul : 13.30 WIB
No comments:
Post a Comment