Thursday, October 9, 2014

Manusript Skripsi Motivasi Suami PUS dalam Mengikuti KB Vasektomi



GAMBARAN MOTIVASI SUAMI PUS DALAM MENGIKUTI KB VASEKTOMI DI DESA PANJER KECAMATAN PLOSOKLATEN KABUPATEN KEDIRI

(Description Of Husband Of  Fertile Age Couple Motivation In Following Vasektomi Program In Village Of Panjer District Of Plosoklaten Regency Of Kediri)

Cici Uswatun Nazizah

ABSTRACT


Motivation Of Husband Of  Fertile Age Couple is desire in the self of individual person that encourages to conduct actions, act of behavior or behavior to following vasectomy program. Motivation of husband in following vasectomy program is really influence to man role in the family planning program, the higher motivation of man in following family planning program, the higher  the success of government in implement the program of family planning, so not only woman that follow family planning program. The objective of this research was to study the description of PUS husband motivation in following KB vasectomy.
The research design used descriptive design. This research conducted on 31 May – 2 June 2014 with research variables was motivation of husband PUS in following KB vasectomy in village of Panjer, district of Plosoklaten regency of Kediri with research population was husband in village of Panjer District of Plosoklaten, regency of Kediri amount to 78 people and sample amount to 66 respondents. The sampling technique used purposive sampling. The data collection through questionnaire. The analysis of data using technique of editing, coding, scoring, tabulating and interpreted in the form percentage.
The research result obtained that from 66 husband of  fertile age couple in filling questionnaire, the majority had enough motivation amount to 68,2% and a small part of respondents had low motivation amount to 9,1 %
Based on the research result obtained that motivation of husband PUS in following vasectomy program in village of Panjer, district of Plosoklaten, regency of Kediri has not high motivation because factors of age, education, respondent’s employment. Beside the physiological factor which also cause motivation has not too high in village of panjer due to the community are still have perception that vasectomy program reduce the maleness of man, so arise less good perception toward vasectomy program. 

Keywords: motivation, husband of  fertile age couple,  Vasectomy Program

PENDAHULUAN
Kontrasepsi mantap pria ataau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada  pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang sangat singkat  dan tidak memerlukan anestesi umum (Hartanto, 2003 Cetakan Keempat : 307).
Peran pria dalam ber-KB sangat penting dalam menggunakan alat kontrasepsi kontrasepsi mengingat secara nasional kesetaraan KB Pria sangat rendah, yakni hanya 1,3% (SDKI 2001). Dibandingkan negara- negara berkembang lainnya seperti Pakistan (5,2%,1999), Bangladesh (13,9%,1997), Malaysia (16,8%,1998), partisipasi pria dalam KB di Indonesia masih tertinggal yaitu pencapaian kondom 1,3% dan vasektomi 0,2%, sedangkan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) meningkat menjadi 4,5% (Jurnal Magister Kedokteran Keluarga, 2007: 81).  
Di Indonesia, partisipasi pria dalam pelaksanaaan program KB hanya ±5% ; kondom 1,8%, vasektomi 0,20%, coitus interuptus 2,3%, dan pantang berkala 1,3%. Dan untuk KB Vasektomi sendiri belum mencapai target 1% (SDKI, 2012).
Jawa Timur memiliki jumlah penduduk, yaitu 36.006.413 jiwa. (Sumber : Badan Pusat Statistik Proyeksi Penduduk Indonesia per propinsi 2010-2012). Diantara provinsi yang ada, Jawa Timur sudah mencapai target untuk KB. Namun untuk peserta KB  Pria Dari 6.150.153 peserta KB aktif pengguna KB Pria yaitu MOP (0,4%), peserta KB kondom (1,5%) (SDKI 2012) Jumlah itu masih kalah oleh Provinsi Sulawesi Tengah yang sangat signifikan untuk KB Pria bahkan nyaris menembus target pencapaian tahun 2012 yakni sebanyak 93.290 (BKKBN Sulteng 2012). Dan PUS di Kabupaten Kediri adalah 286.700. Jumlah akseptor KB pria sampai dengan tahun 2012 yaitu 1.8% pemakai kondom dan yang menggunakan metode MOP berjumlah 0,3% (SDKI 2012). Dan di Kecamatan Panjer Akseptor KB Vasektomi hanya sekitar 0,3% sampai tahun 2012 (BKKBN JATIM, 2012).
Berdasakan data dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)  mempunyai   target   pada tahun 2014  angka  fertilitas total (TFR) menjadi 2,1 dari 2,3 dan  pengguna  kontrasepsi 65% dari 61,4% (Depkes,2010), Data yang didapatkan dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten kediri tahun 2012, data pencapaian peserta KB baru semua metode di dapatkan ; Pil (6125), Suntik (28842), Implan (3384), IUD (4096), MOW (1374), MOP (41), dan Kondom (1440), data pencapaian peserta KB aktif terhadap peminat prakiraan masyarakat (PPM) di Kabupaten Kediri tahun 2012 didapatkan; Pil (44665), Suntik (120457), Implan (12839), IUD (35537), MOW (14761), MOP (589), dan Kondom (2650), data pencapaian peserta KB baru Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 di Kabupaten Kediri didapatkan; Pil (1400), Suntik (4195), Implan (2223), IUD (1847), MOW (1073), MOP (31) dan kondom (505), sisanya peserta KB tradisional dari data diatas dapat dilihat bahwa pemilihan kontrasepsi MOP masih kurang diminati. Penelitian yang dilakukan Istiqomah (2011) tentang “Partisipasi Pria Dalam Dalam Keluarga Berencana Di Kelurahan Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya” juga menunjukan masih rendahnya partisipasi pria dalam mengikuti KB Vasektomi yaitu hanya 0,16%. Di Kecamatan Plosoklaten memang untuk KB pria relatif tinggi pemakainya, menurut Lina, 2013 pengguna KB pria di Desa Pranggang pada Tahun 2012 ada 3 orang, desa Panjer 1 orang , desa Klandran ada 1 orang, desa Jarak ada 8 orang, Desa Plosokidul 1 orang dan desa lainya belum ada yang menggunakan MOP. Berbagai macam alasan yang disampaikan oleh akseptor keluarga berencana yang menurut persyaratan untuk dilakukan MOP sudah memenuhi persyaratan, akan tetapi akseptor tersebut  tidak memilih kontrasepsi mantap atau MOP, dikarenakan adanya ketakutan untuk tidak dapat menambah anak lagi apabila sesuatu hal terjadi pada dirinya.
Selama ini sudah banyak upaya yang ditempuh oleh BKK Kabupaten Kediri untuk meningkatkan partisipasi pria dalam berKB dengan bantuan kondom gratis, kelompok KB pria di tingkat desa penyuluhan, pelatihan petugas untuk melakukan MOP, tersedia tenaga penyuluh lapangan keluarga berencana ditiap-tiap desa dan lain-lain, namun partisipasi pria masih tetap rendah.
Rendahnya partisipasi pria dapat disebabkan oleh berbagai faktor penyebab. Penelitian yang dilakukan oleh Budisantoso (2008), rendahnya angka keikutsertaan pria menjadi akseptor KB disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurang pengetahuan mengenai KB, persepsi yang salah terhadap KB, nilai sosial budaya yang negatif. Hasil penelitian Suprihastuti (2000) menyatakan bahwa aksesibilitas pria terhadap informasi mengenai KB rendah karena masih terbatasnya informasi tentang peranan pria dalam KB dan KR dan terbatasnya jumlah sarana pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pria serta waktu buka sarana pelayanan tersebut ( Ekawati, 2013: 5).
Mengingat  dalam  penentuan  pengambilan  keputusan  keluarga sebagian besar masih didominasi suami, maka indikator partisipasi pria menurut BKKBN tidak hanya sebagai peserta KB saja tetapi juga mendukung istri dalam penggunaan kontrasepsi, pemberi pelayanan KB (motivator ,promotor) dan merencanakan jumlah anak bersama pasangan (Budisantoso, 2008: 20).
Sunaryo (2004), untuk meningkatkan motivasi seseorang bisa dilakukan dengan menanamkan kesadaran pada diri seseorang tersebut. Dalam hal ini dalam rangka menanamkan kesadaran untuk meningkatkan motivasi pria PUS menjadi akseptor KB dapat dilakukan dengan memberikan informasi tentang KB pria berupa pendidikan kesehatan (Ekawati, 2013: 5).
Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan proses yang sengaja direncanakan untuk menciptakan peluang bagi individu untuk belajar memperbaiki kesadaran serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya demi kepentingan kesehatannya. Pendidikan kesehatan memiliki tujuan spesifik yaitu perubahan pengetahuan (kognitif), sikap (pengertian, motivasi), atau praktik (akses informasi dan menggunakan informasi) untuk mempertahankan kesehatannya. Dengan memiliki motivasi membuat seseorang merasa terdorong, tertarik dan memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu (Nursalam, 2009).
Untuk meningkatkan partisipasi Motivasi pria dalam pelaksanaan program KB Vasektomi dapat dilakukan program Promosi Kesehatan dan Penyuluhan kepada masyarakat terutama untuk pria usia subur. Tenaga kesehatan khususnya bidan maupun  pemerintah dapat memberikan program-program yang dapat menarik minat pria untuk berpartisipasi dan termotivasi dalam mengikuti program KB Vasektomi seperti adanya KB Massal.
Karena rendahnya motivasi pria dalam program KB di Kabupaten Kediri, khususnya di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten. Penulis mengambil desa Panjer karena sudah sering diberikan penyuluhan dan KB Vasektomi secara masal, namun pada tahun 2012 hanya ada 1 orang dari 173 suami PUS menggunakan KB tersebut maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui Gambaran motivasi Pria dalam mengikuti Metode Operasi Pria  di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten.

METODOLOGI
Metodologi penelitian adalah cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada dasarnya metode ilmiah (Hidayat,2009 : 18).
Desain penelitian adalah sebuah pola atau petunjuk  secara umum yang bisa diaplikasikan pada beberapa penelitian dengan adanya permasalahan penelitian yang jelas, kerangka konsep dan definisi variabel yang jelas, suatu desain dapat digunakan sebagai map/gambaran tentang perencanaan penelitian secara rinci dalam pengumpulan dan analisa data (Nursalam, 2003: 801).
Dalam penelitian jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei dengan desain penelitian diskriptif. Penelitian diskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran, mendiskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini secara objektif dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif survei yaitu suatu metode yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi (Nursalam, 2003: 82).
Dalam penelitian akan menggambarkan motivasi suami PUS dalam mengikuti KB Vasektomi  di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kediri Tahun 2014.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan hasil penelilitian dan pembahasan tentang Gambaran Motivasi Suami PUS Dalam Mengikuti KB vasektomi Di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Pengambilan data ini dilakukan pada tanggal 31 Mei–2 Juni 2014 di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Keidiri dengan jumlah responden 66 orang.
                          Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah menyebarkan kuesioner kepada suami PUS yang ada pada desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Hasil penelitian meliputi data umum dan data  khusus. Data umum meliputi karakteristik responden berdasarkan umur responden, pendidikan responden, jumlah anak responden, pekerjaan responden, jumlah penghasilan responden, pernahkan responden mendapat informasi tentang KB vasektomi, dan dan darimana informasi yang didapatkan responden. Sedangkan data khusus akan disajikan dalam bentuk tabulasi yaitu Gambaran Motivasi Suami PUS Dalam Mengikuti KB Vasektomi. Data disajikan dalam bentuk diagram pie dan tabel.
Hasil Penelitian                  
Karakteristik responden berdasarkan usia responden

Karakteristik responden berdasarkan usia di desa Panjer Kecamamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagram 4.1 berikut ini:

Berdasarkan pada diagram 4.1 dapat diketahui sebagian besar dari responden (53%) berusia  41-50 tahun, sebagian kecil responden (20%) berusia >50 tahun.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:

















Berdasarkan pada diagram 4.2 dapat diketahui bahwa hampir setengah dari responden (41%) berpendidikan menengah atas dan sebagian kecil responden (5%) tidak bersekolah.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan



 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:
Berdasarkan pada diagram 4.3 dapat dketahui hampir setengah dari responden (43%) bekerja wiraswasta, dan sebagaian kecil responden (18%) bekerja sebagai Pegawai Negri.
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
 Karakteristik responden berdasarkan penghasilan di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:

Berdasarkan pada diagram 4.4 dapat diketahui hampir seluruh responden (95%) mempunyai penghasilan sama dengan  UMR Kediri >Rp. 1.128.000,-, sebagian kecil responden (5%) mempunyai penghasilan <Rp. 1.128.000,-

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak
            Karakteristik responden berdasarkan Jumlah anak di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:











Berdasarkan pada diagram 4.4 dapat diketahui hampir stengah dari responden (37%) mempunyai jumlah 3 anak.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah atau Tidaknya Mendapat Informasi
Karakteristik responden berdasarkan Pernah atau Tidaknya Mendapat Informasidi Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:













Berdasarkan pada diagram 4.4 dapat diketahui hampir seluruh responden (83%) pernah mendapat informasi tentang KB Vasektomi, dan sebagian kecil responden (17%) belum pernah mendapatkan informasi.
Karakteristik Responden Berdasarkan Perolehan Informasi
Karakteristik responden berdasarkan Perolehan Informasi di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:











Berdasarkan pada diagram 4.4 dapat diketahui sebagian besar dari responden (74%) pernah mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan, dan sebagian responden (3%) mendapat informasi dari tetangga.
Data Khusus
Gambaran motivasi suami PUS dalam mengikuti KB Vasektomi di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Kriteria
Frekuensi
Prosentase
Rendah
6
9.1
Sedang
45
68.2
Tinggi
15
22.7
Jumlah
66
100

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan dari total 66 responden sebagian besar dari responden memiliki motivasi sedang untuk mengikuti KB Vasektomi sedang yaitu sebanyak 45 responden (68,2%).
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini diuraikan pembahasan dan hasil penelitian gambaran motivasi suami PUS dalam mengikuti KB Vasektomi di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Hasil penelitian dengan menggunakan analisa data melalui editing, coding, scoring, dan tabulating. Pada tabel 4.1 didapatkan sebagian besar responden memiliki motivasi sedang dalam mengikuti KB Vasektomi yaitu sebanyak 45 responden (68,2%) dan sebagian kecil responden mempunyai motivasi rendah yaitu sebanyak 6 responden (9,1%)
                          Dari hasil penelitian karakteristik usia responden sebagian besar responden 45 responden mempunyai motivasi sedang yang didominasi usia 40-50 tahun. Untuk pendidikan juga sebagian besar 45 responden  mempunyai motivasi sedang yang mayoritas  berpendidikan SMA. Dari sini dapat digambarkan bahwa responden yang mempunyaipendidikan lebih tinggi dapat dengan mudah menerima informasi tentang KB Vasektomi (Yustifa, 2008).
Untuk karakteristik responden pada pekerjaan sebagian besar memiliki motivasi sedang 45 responden didominasi oleh responden yang mempunyai pekerjaan wiraswasta. pekerjaan yang mempunyai banyak waktu luang mempunyai kesempatan dan waktu yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dengan cara menambah pengetahuan tentang KB Vasektomi (Kurniati, 2008).
Selain itu sebagian dari responden sudah pernah mendapat informasi dari tenaga kesehatan 40 responden mempunyai motivasi sedang. Hal ini menunjukan bahwa tidak semua responden sudah mengerti atau memahami materi yang dijelaskan oleh tenaga kesehatan. Mungkin ada faktor-faktor lain yang menyebabkan responden mempunyai motivasi sedang dalam mengikuti KB Vasektomi, faktor yang timbul pada diri sendiri ataupun dari lingkungan luar yang perlu dikaji lagi.
                   Hasil penelitian tabel 4.1 didapatkan dari total 66 responden hampir sebagian besar dari responden memiliki motivasi dalam mengikuti KB Vasektomi dengan kriteria Sedang yaitu sebanyak 45 responden (68,2%). Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Murniati, 2006 di Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen bahwa dari 59 responden terdapat 49 orang ( 83,1 %) dengan motivasi tinggi dan 10 orang (16,9 %) dengan motivasi sedang.  Hal ini merupakan gambaran bagaimana motivasi responden terhadap KB Vasektomi. Dari berbagai pertanyaan yang digali pada kuesioner, penyebab banyaknya responden yang mempunyai motivasi sedang pada Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri yaitu pada factor psikologis yaitu kesenangan. Dimana responden mempunyai pandangan bahwa KB Vasektomi dapat menurunkan kejantanan pria sehingga tidak dapat melakukan hubungan seksual seperti biasanya.
Selain itu ketakutan masyarakat bahwa KB Vasektomi dapat mengahambat dalam melakukan pekerjaan sehari-hari juga menjadi penyebab sedangnya motivasi dalam mengikuti KB Vasektomi. Dalam hal ini masyarakat masih mempunyai pandangan bahwa KB Vasektomi dapat mengurangi keperkasaan dan tenaga sehingga tidak mampu bekerja seperti biasanya. Perlunya informasi yang disampaikan harus secara mendetail agar masyarakat mengetahui secara pasti dan seksama apa itu KB Vasektomi.
Dari hasil pernyataan yang menunjukan timbulnya motivasi pada penelitian, yaitu untuk biaya melakukan KB Vasektomi sepenuhnya dari pemerintah, sedangkan di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten sering hampir seluruh responden mempunyai penghasilan >UMR Kediri, dan di Kecamatamn Plosoklaten sendiri sering diadakan KB Vasektomi  secara masal yang biaya sepenuhnya dari pemerintah.
Banyaknya responden yang setuju dengan KB Vasektomi secara gratis menunjukan bahwa motivasi timbul karena adanya Reward (penghargaan) yang dipandang sebagai upaya peningkatan motivasi. Karena dengan penghargaan seseorang akan bersemangat dalam melakukan sesuatu. Penghargaan yang diberikan bisa berupa barang atau nonmaterial (Notoatmodjo, 2007). Namun masih banyak responden yang masih mempunyai motivasi sedang dalam mengikuti KB Vasektomi.
                          Untuk meningkatkan motivasi seseorang bisa dilakukan dengan menanamkan kesadaran pada diri seseorang tersebut. Dalam hal ini dalam rangka menanamkan kesadaran untuk meningkatkan motivasi pria PUS menjadi akseptor KB dapat dilakukan dengan memberikan informasi tentang KB pria berupa pendidikan kesehatan (Ekawati, 2013: 5).    
                          Banyak hal yang perlu dilakukan dalam meningkatkan motivasi suami PUS dalam mengikuti KB Vasektomi. Berbagai usaha telah ditempuh oleh tenaga kesehatan terutama BKKBN dalam memberikan Promosi Kesehatan tentang KB tersebut, bisa saja metode dalam pelaksanaan KB Vasektomi dan cara KB Vasektomi sering menimbulkan kekhawatiran pada masyarkat, sehingga masyarakat enggan dalam mengikuti KB Vasektomi. Selain itu pandangan negative seseorang bahwa akan dikucilkan setelah melakukan KB Vasektomi juga masih membuat kurangnya motivasi suami PUS dalam mengikuti KB Vasektomi.
                          Nampaknya pada lokasi penelitian upaya promosi kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terutama petugas PLKB sudah cukup baik, sehingga sebagian besar suami PUS mempunyai motivasi sedang dalam mengikuti KB Vasektomi, sehingga dapat dikatakan bahwa suami PUS masih ada ketertarikan dalam mengikuti KB Vasektomi, namun masih harus ada cara-cara promosi kesehatan yang lebih menyeluruh dan menggunakan bahasa yang dapat di mengerti oleh masyarakat supaya semakin banyak suami PUS yang termotivasi, semakin tercapai apa yang diharapkan pemerintah tentang keluarga berencana.
                          Oleh sebab itu penulis berpendapat bahwa motivasi dapat timbul dengan berbagai macam factor seperti yang telah dijelaskan diatasa, yaitu kebutuhan, keinginan, dan penghargaan yang akan didapat dari suatu tujuan yang dilakukan tersebut, dan KB Vasektomi adalah tujuan dari penelitian ini.
                          Dari berbagai pertanyaan yang telah diajukan dalam data kusus sudah mengandung pertanyaan yang mewakili bagaimana motivasi suami PUS dalam mengikuti KB Vasektomi. Dan dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memeliki motivasi sedang dalam mengikuti KB Vasektomi yaitu sebesar 45 responden (68,2%), disini menunjukan bahwa responden masih berlum terlalu yakin dalam mengikuti KB Vasektomi namun masih mempertimbangkan akan mengikuti KB tersebut atau tidak.
                          Untuk motivasi Tinggi sebesar 15 responden (22,7%), dan motivasi rendah sebesar 6 responden (9,1%). Dari 66 responden hanya 15 responden saja yang yakin dalam mengikuti KB Vasektomi dan 6 responden menolak untuk mengikuti KB Vasektomi. Dari sini disimpulkan bahwa sebagian besar suami PUS desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri masih ragu dalam mengikuti KB Vasektomi dan butuh kesadaran dari masing-masing individu untuk melancarkan program KB yang dapat membatasi jumlah anak sehingga dapat memperbaiki kesejahteraan keluarga.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran motivasi suami PUS dalam mengikuti KB Vasektomi di Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dengan jumlah responden sebanyak 66 orang yang dilaksanakan pada tangga 31 Mei sampai 2 Juni 2014 dapat disimpulkan sebagai berikut:
Bahwa sebagian besar (68,2%) responden mempunyai motivasi sedang dalam mengikuti KB Vasektomi dan sebagian kecil (9,1%) responden mempunyai motivasi rendah dalam mengikutti KB Vasektomi.
Di dalam penelitian ini peneliti dapat membuat saran bagi:
Bagi Institusi Pendidikan
Sebaiknya bagi institusi pendidikan lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan rutin dan melakukan sosialisasi tentang KB Vasektomi. Seperti melakukan penyuluhan ke desa-desa bagi bagi mahasiswa untuk melatih keberanian untuk terjun dalam masyarakat. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang KB Vasektomi dengan menambah sumber bacaan di perpustakaan.
Bagi Masyarakat
Sebaiknya masyarakat lebih aktif membaca dan mencari informasi tentang KB Vasektomi, untuk mengetahui manfaat, metode dan efek sampingnya dengan menacari di buku ataupun bertanya pada petugas kesehatan secara menyeluruh agar tidak terjadi kesalah fahaman dan pandangan negative tentang KB Vasektomi.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebaiknya bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan pengetahuan tentang factor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan suami PUS dalam mengikuti KB Vassektomi. Peneliti selanjutnya juga bisa melakukan penelitian pada populasi yang lebih besar dengan instrument yang disempurnakan, sehingga dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian ini.
Bagi Profesi Kebidanan
               Diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat dalam mengikuti program keluarga berencana terutama KB Vasektomi dengan memberikan informasi baik melalui penyuluhan maupun memberikan brosur, leaflet yang menarik dengan bahasa yang mudah dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Aman Widodo. Peningkatan Partisipasi Pria dan KB Berwawasan Gender.http://hqweb01.bkkbn.go.id diakses tanggal 20 Mei 2014
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.  Jakarta, Rineka Cipta. Hal: 235, 134
Azwar, Saifudin. (2003). Sikap Manusia dan Teori Serta Pengukuranya . Yogjakarta. Pustaka Pelajar . Hal 156-157
BKKBN.  2005.  Peningkatan  Partisipasi Pria  dalam  KB  dan  KR,Jakarta  :BKKBN. 2001.  Fakta,  Data  dan Informasi  Kesenjangan  Gender  di Indonesia,Jakarta : BKKBN.
Badan  Pusat  Statistik.  2012.  Survei Demografi  dan  Kesehatan  Indonesia,
diperoleh  dari  :www.data  statistikindonesia.com  diakses  tanggal  15 November 2011
Budisantoso. (2008). Jurnal Penelitian Faktor-faktor Partisipasi Pria dalam KB Vasektomi. Hal:20
Dian. KB Nasional dan Peran Pria dalam ber-KB. http://hqweb01.bkkbn.go.id diakses tanggal 5 Juli 2014.
Hartanto, Hanafi. (2004) . Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.  Jakarta, Tema Baru. Hal: 307-313)
Hidayat, Alimul Aziz,(2009). Metode Penelitian Keperawaran dan Teknik Analisa Data. Jakarta, Salemba Medika(Hal :18,60,72,74,86,90,107,108)
Ni Putu, Jurnal Magister Kedokteran Keluarga, http://eprints.uns.ac.id 2007: 81, diakses pada tanggal 1 Januari 2014
Notoatmodjo,  Soekidjo.   (2010).  Perilaku Kesehatan Manusia.   Jakarta,  Rineka Cipta. Hal : 113-132
___________________.   (2003).  Metodologi Penelitian Kesehatan.   Jakarta,  Rineka Cipta. Hal : 90
___________________. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat . Jakarta, Rineka Cipta. Hal : 132
Nursalam. (2003). Metode Penelitian dan Penerapanya. Jakarta. Rineka Cipta. Hal :106, 111,801, 92, 64)
________(2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Hal 96, 97, 99, 109, 133, 212

Sulistyawati, Ari. (2012).  Pelayanan Keluarga Berencana.  Jakarta, Salemba Medika. Hal:123-130
Van. Partisipasi Pria dalam KB MasihRendah. http://www.sinarharapan.co.id diakses tanggal 20 Mei 2014.
Www.bkkbn.co.id. SDKI 2012. Diakses pada 4 Oktober 2013. Pukul : 13.30 WIB













No comments:

Post a Comment