Tuesday, June 11, 2013

Dulu Banyak Anak Banyak Rejeki. Dan Sekarang...


1339832593489029535



                Kata orang jaman dulu atau orang yang bertempat tinggal di desa maupun orang yang adat istiadatnya kental  “ Banyak anak banyak rejeki” , namun kenyataanya jaman sekarang atau jaman modernisasi, orang malah bilang banyak anak malah menghabiskan banyak biaya. Biaya makan, biaya pendidikan dan kebutuhan lainya. Konsep banyak anak banyak rejeki di jaman modern seperti ini bagi sebagian besar orang sudah pasti ditinggalkan. Bagi keluarga dengan golongan ekonomi tingkat atas, bila mau menjalankan konsep “banyak anak banyak rejeki”, tidak akan berdampak besar pada kehidupan ekonomi mereka. Tapi bila hal ini diterapkan pada golongan ekonomi menengah bawah, bisa jadi menambah beban ekonomi bagi keluarga yang bersangkutan.
               Namun kenyataanya masih banyak saja keluarga yang mempunyai banyak anak, entah karena memakai sistem banyak anak banyak rejeki, memang ingin mempunyai banyak anak, ataupun ketidaktahuan tentang pembatasan anak. Contohnya saja keluarga di pinggiran kota ataupun di Desa masih banyak saja keluarga yang mempunyai banyak anak, selain itu dari keluarga yang mempunyai ekonomi rendah dan tidak mengenyam pendidikan sekolah, mereka tidak mengerti tentang masalah yang akan ditimbulkan dengan mempunyai banyak anak. Apalagi di Desa banyak adanya Pernikahan dini atau menikah di Usia muda, sehingga masa reproduktifnya pun semakin panjang dan pengetahuan yang rendah tentang program pembatasan anak atau KB.
        Hal ini dapat menimbulkan berbagi masalah yang berhubungan dengan kependudukan,dan  merupakan masalah yang serius dan perlunya kerjasama anggota masyarakat untuk mengontrol banyaknya anak dalam satu keluarga. Masyarakat dapat saling mengingatkan, ikut serta dalam program pemerintah, menghimbau masyarakat lainya untuk berpartisipasi didalamnya.
Semoga Indonesia menjadi lebih baik berwawasan pengetahuan dan warga negarnya semakin maju serta mengerti tentang pentingya pembatasan anak untuk mencapai Indonesia yang lebih baik lagi.


           


Monday, June 10, 2013

Masalah Kependudukan Di Indonesia dan Cara Mengatasinya

 
 Kali ini  saya akan membahas tentang kependudukan di Indonesia. Mengapa saya ingin membahas tentang kependudukan di Indonesia? Karena semakin diperhatikan dan dicermati masalah kependudukan di Indonesia menjadi masalah yang termasuk dikategorikan masalah besar karena menyangkut kesejahteraan masyarakat Indonesia.  Masalah - masalah tersebut antara lain jumlah penduduk yang begitu besar, persebaran penduduk yang tidak merata, pertumbuhan penduduk yang tinggi , rendahnya kualitas penduduk, rendahnya pendapatan perkapita, tingginya tingkat ketergantungan, kepadatan penduduk, dan lain sebagainya.  Sebenarnya penduduk suatu negara merupakan objek dan subjek suatu pembangunan. Sebagai objek artinya penduduk merupakan faktor yang harus ditingkatkan kualitas hidupnya. Sebagai subjek penduduk merupakan faktor proses pembangunan. Bila dilihat dari sisi yang berbeda, penduduk merupakan beban sekaligus potensi bagi suatu negara. Mengapa dianggap sebagai beban negara ? Karena negara harus dapat memberikan pelayanan kepada penduduknya, sedangkan sebagai potensi karena penduduk merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat memberikan sumbangan positif bagi negara. Oleh sebab itu kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh SDM negara itu sendiri.
           Sebenarnya wilayah negara Indonesia sangat luas, tetapi penduduk yang tinggal di wilayah Indonesia tidak merata. Contohnya saja kepadatan penduduk di Jawa lebih banyak daripada kepadatan penduduk di daerah Kalimantan maupun Provinsi lainya, padahal Jawa mempunyai daerah yang lebih sempit  yaitu 139.000 km2 sedangkan Provinsi Kalimantan luasnya 748.168,1 km2. Sering terbesit pertanyaan mengapa terjadi persebaran penduduk yang tidak merata dan paling banyak kepadatan penduduk di Pulau Jawa. Jika kita berfikir ulang ternyata Pulau Jawa merupakan kawasan utama di Indonesia yang menjadi patokan masyarakat akan sejahtera bila tinggal disana, masyarakat percaya bahwa di Pulau jawa dapat hidup sejahrtera mungkin karena dianggap mudah untuk mencari pekerjaan di pulau Jawa.
                        Negara Indonesia memiliki penduduk yang sangat banyak. Dan Indonesia menduduki urutan keempat sebagai negara dengan jumlah penduduknya terbanyak setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 adalah 205,8 juta jiwa. Namun mengapa Negara Indonesia kalah jauh dengan Negara maju lainya, seharusnya Negara Indonesia menjadi Negara yang maju karena Sumber Daya Alam yang berlimpah namun kenyataanya Indonesia lebih tertinggl contohnya saja Cina yang mempunya jumlah penduduk terbanyak  tetapi negara mereka justru maju pesat tetap bertahan sebagai negara maju, itu semua karena kualitas SDM  yang jauh unggul dibanding negara Indonesia. Negara Indonesia masih banyak penduduk yang minim akan pendidikan, karena terganjal masalah ekonomi. Bahkan banyak dari mereka yang masih belum sempat menerima pelajaran dibangku sekolah. Ini jelas mempengaruhi kualitas atau mutu penduduk indonesia.  Masyarakat indonesia juga kurang memiliki keahlian dan keterampilan dalam bekerja. Akibatnya masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan yang bagus.
            Pendapatan per kapita penduduk di Indonesia juga bisa dibilang masih rendah. Pendapatan per kapita artinya rata - rata pendapatan penduduk setiap tahun. Rendahnya pendapatan perkapita ini berkaitan erat dengan banyaknya masyarakat miskin. Akibatnya makin banyak penduduk yang minim akan pendidikan, juga kebutuhan asupan zat - zat gizi bagi anak - anak semakin berkurang. Oleh karena itu banyak anak - anak yang menderita kecacatan fisiknya sejak lahir. Dan tidak tumbuh normal dengan anak - anak lainnya yang terlahir dari keluarga mampu. Sungguh tragis kondisi negara kita ini. Kasihan sekali melihat anak - anak yang mengalami hal seperti itu, anak - anak yang seharusnya bahagia pada masanya namun harus menanggung beban penyakit yang diderita nya.

        Tingginya kepadatan juga menyebabkan masalah - masalah sosial lain nya, seperti pengangguran, kemiskinan, rendahnya pelayanan kesehatan, meningkatnya angka kriminalistas atau tindak kejahatan, pemukiman kumuh, lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat, dan lain sebagainya.
Dan untuk mengatasi permasalahan kependudukan di Indonesia dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk
Yaitu dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran, juga menunda usia perkawinan dini. Untuk pembatasan jumlah kelahiran kita gunakan program yang telah ada, yaitu program Keluarga Berencana atau yang lebih dikenal dengan KB. Dan menghimbau kepada masyarakat bahwa mempunyai dua anak lebih baik, daripada mempunyai anak lebih banyak. Karena kebutuhan zaman sekarang lebih mahal, serta menghilangkan anggapan masyarakat bahwa “Bahwa Banyak Anak Banyak Rejeki”
  
2. Pemerataan persebaran penduduk
Disini kita lakukan dengan cara  transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa ke kota, pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, juga diikuti dengan perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.
3.  Meningkatkan Sumber Daya Manusia 
Kita tahu banyak penduduk yang masih mimim akan pendidikan nya, serta tingkat kesadaran akan pentingnya sekolah masih rendah. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal - hal yang baru. Seperti keterlambatan mengenal teknologi. Rendahnya penguasaan teknologi maju mengakibatkan harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis. Untuk itu semoga kedepan nya SDM indonesia kualiatasnya lebih ditingkatkan, dan dapat mencontoh negara maju seperti cina maupun Amerika Serikat untuk tercipta kestabilan dalam pembangunan negara Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil beberapa kebijakan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan masyarakatnya, seperti kebijakan wajib belajar 12 tahun, meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, menyempurkan kurikulum sesuai perkembangan zaman, memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi, memberikan kartu program gratis belajar 12 tahun kepada anak dari keluarga kurang mampu, dan lain sebagainya.
 



            Semoga kedepan nya indonesia menjadi lebih baik ,meskipun jumlah penduduk banyak tetapi mampu bersaing untuk menjadi negara maju. Semua dapat terwujud jika didorongkan dengan niat dan usaha, semua kembali lagi pada kesadaran diri masing - masing, semua takkan terlaksana dengan sempurna bila kesadaran kita akan pikiran meningkatkan kualitas SDM masih rendah. Kita lah makhluk sosial, kita lah yang membuat segala macam masalah, tapi kita lah yang juga harus bisa menyelesaikan masalah tersebut.

Sunday, June 9, 2013

Kependudukan Di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Berdasarkan data dari SDKI 2002 – 2003, angka pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) mengalami peningkatan dari 57,4% pada tahun 1997 menjadi 60,3% pada tahun 2003. Pada 2015 jumlah penduduk Indonesia hanya mencapai 255,5 juta jiwa. Namun, jika terjadi penurunan angka satu persen saja, jumlah penduduk mencapai 264,4 juta jiwa atau lebih. Sedangkan jika pelayanan KB bisa ditingkatkan dengan kenaikan CPR 1%, penduduk negeri ini sekitar 237,8 juta jiwa (Kusumaningrum, 2009).
Menurut SDKI 2002-2003 Pada tahun 2003, kontrasepsi yang banyak digunakan adalah metode suntikan (49,1 persen), pil (23,3 persen), IUD/spiral (10,9 persen), implant (7,6 persen), MOW (6,5 persen), kondom (1,6 persen), dan MOP (0,7 persen) (Kusumaningrum, 2009).
 PERMASLAHAN PENDUDUK INDONESIA
1.    Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
a.    Jumlah Penduduk Besar
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
1)     Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
2)     Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
1)     Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
2)    Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
b.    Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
a.    Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi
kemampuan peningkatan produksi.
b.    Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
c.    Persebaran Penduduk Tidak Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.
2.     Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif
a.    Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
1)Angka Kematian
2)Angka Harapan Hidup
Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi  dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
b.    Tingkat Pendidikan yang Rendah
Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan  berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah membawa dampak positif yang  signifikan  terhadap kesejahteraan penduduk.
c.    Tingkat Kemakmuran yang Rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?
B.    DAMPAK PERMASALAHAN PENDUDUK TERHADAP PEMBANGUNAN
Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia? Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini merupakan suatu potensi. Masalahnya adalah  sanggupkah penduduk Indonesia mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam yang melimpah itu?  Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam (penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing. Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan (assistance)  perusahaan asing. 
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia. Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia ditunjukkan dengan GDP perkapita  yang relatif rendah. Kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:
1.    Rendahnya kualitas SDM penduduk Indonesia
Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan?
2.    Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan. Penduduk yang berkualitas (produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan. Sedangkan penduduk dengan kualitas rendah (non produktif) merupakan beban pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi suatu negara dapat menjadi kekuatan sekaligus beban. Ini tergantung bagaimana kualitas penduduknya. Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan beban pembangunan. Mengapa? Jumlah penduduk Indonesi saat ini sudah cukup besar. Tetapi kualitas hidupnya (kemakmurannya) masih rendah.  Apabila pertumbuhan penduduk masih tetap tinggi, maka kualitas hidup (kemakmuran) akan semakin menurun.
C.    UPAYA-UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN 
Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:
1.    Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).
2.    Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:
 a.    Program Transmigrasi
b.    Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.
3.    Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
a.    Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
 b.    Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin
4.    Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
a.     Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di Indonesia.
b.    Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
c.    Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik pemerintah
d.    Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
e.    Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga pemerintah
5.    Tingkat  pendapatan yang rendah diatasi dengan:
a.    Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
b.    Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.
c.    Penyederhanaan birokrasi dalam   perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.
6. Dukungan masyarakat
Masyarakat perlu berpartisipasi dengan diaadakanya program-program dari pemerintah, karena memang masyarakatlah yang berperan penting dalam mengatasi masalah kependudukan yang ada di Indonesia.

Boleh atau Tidak Boleh menggunakan Alat Kontrasepsi



Tidak semua orang boleh menggunakan alat kontrasepsi tertentu, entah karena factor lingkungan, adat istiadat, genetic, riwayat penyakit masa lalu dan masih banyak lagi factor yang mempengaruhinya. Dan disini akan membahas dan pertanyaan yang menjadi ketentuan seseorang boleh menggunakan alat kontrasepsi tertentu atau disebut penapisan, dan bisa disimak dibawah ini:
  1. Penapisan metode kontrasepsi hormonal (pil, suntik, implant)
No
Pertanyaan
Ya
Tidak
1.
Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih
2.
Menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca salin
3.
Perdarahan/perdarahan bercak antara haid setelah senggama
4.
Ikterus pada kulit atau sklera mata
5.
Nyeri kepala hebat atau gangguan visual
6.
Nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai bengkak (oedem)
7.
Tekanan darah di atas 160 mmHg (sistolik) atau 90 mmHg (diastolik)
8.
Massa atau benjolan pada payudara
9.
Sedang minum obat-obatan epilepsi
Jika jawabanya “YA” Lebih baik jangan menggunkan Alat Kontrasepsi tersebut, atau ada pertumbangan lain yang memperbolehkanya, atau bisa konsultasi pada tenaga medis.

  1. Penapisan metode kontrasepsi AKDR
No
Pertanyaan
Ya
Tidak
1.
Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih
2.
Klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain
3.
Infeksi Menular Seksual (IMS)
4.
Penyakit radang panggul atau kehamilan ektopik
5.
Haid banyak (> 1-2 pembalut tiap 4 jam)
6.
Haid lama (> 8 hari)
7.
Dismenorhoe berat yang membutuhkan analgetika dan/atau istirahat baring
8.
Perdarahan/perdarahan bercak antara haid atau setelah senggama
9.
Gejala penyakit jantung valvular atau kongenital
Jika jawabanya “YA” Lebih baik jangan menggunkan Alat Kontrasepsi tersebut, atau ada pertumbangan lain yang memperbolehkanya, atau bisa konsultasi pada tenaga medis.
  1. Penapisan metode kontrasepsi mantap
a.    Tubektomi
No.
Keadaan Klien
Fasilitas Rawat Jalan
Fasilitas Rujukan
1.
Keadaan umum (anamnesi dan pemeriksaan fisik
K U baik, tidak ada tanda penyakit jantung, paru, ginjal
DM tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda penyakit jantung, paru atau ginjal
2.
Keadaan emosi
Tenang
Cemas, takut
3.
Tekanan darah
< 160/100 mmHg
≥ 160/100 mmHg
4.
Berat badan
35-85 kg
> 85 kg ; < 35 kg
5.
Riwayat operasi abdomen/panggul
Bekas SC (tanpa perlekatan)
Op abdomen lainnya, perlekatan atau terdapat kelainan pada px panggul
6.
Riwayat radang panggul, kehamilan ektopik, Apendiksitis
Pemeriksaan dalam normal
Pemeriksaan dalam ada kelainan
7.
Anemia
Hb ≥ 8 gr%
Hb < 8 gr %

b.    Vasektomi
No.
Keadaan Klien
Fasilitas Rawat Jalan
Fasilitas Rujukan
1.
Keadaan umum (anamnesi dan pemeriksaan fisik
K U baik, tidak ada tanda penyakit jantung, paru, ginjal
DM tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda penyakit jantung, paru atau ginjal
2.
Keadaan emosi
Tenang
Cemas, takut
3.
Tekanan darah
< 160/100 mmHg
≥ 160/100 mmHg
4.
Infeksi atau kelainan scrotum/inguinal
Normal
Tanda-tanda infeksi atau ada kelainan
7.
Anemia
Hb ≥ 8 gr%
Hb < 8 gr %

Disebutkan pada keterangan diatas untuk mengetahui mana yang boleh menggukan dan tidak boleh menggunakanalat kontrasepsi tersebut. Semoga bermanfaat bagi pembaca.