Tuesday, June 11, 2013

Dulu Banyak Anak Banyak Rejeki. Dan Sekarang...


1339832593489029535



                Kata orang jaman dulu atau orang yang bertempat tinggal di desa maupun orang yang adat istiadatnya kental  “ Banyak anak banyak rejeki” , namun kenyataanya jaman sekarang atau jaman modernisasi, orang malah bilang banyak anak malah menghabiskan banyak biaya. Biaya makan, biaya pendidikan dan kebutuhan lainya. Konsep banyak anak banyak rejeki di jaman modern seperti ini bagi sebagian besar orang sudah pasti ditinggalkan. Bagi keluarga dengan golongan ekonomi tingkat atas, bila mau menjalankan konsep “banyak anak banyak rejeki”, tidak akan berdampak besar pada kehidupan ekonomi mereka. Tapi bila hal ini diterapkan pada golongan ekonomi menengah bawah, bisa jadi menambah beban ekonomi bagi keluarga yang bersangkutan.
               Namun kenyataanya masih banyak saja keluarga yang mempunyai banyak anak, entah karena memakai sistem banyak anak banyak rejeki, memang ingin mempunyai banyak anak, ataupun ketidaktahuan tentang pembatasan anak. Contohnya saja keluarga di pinggiran kota ataupun di Desa masih banyak saja keluarga yang mempunyai banyak anak, selain itu dari keluarga yang mempunyai ekonomi rendah dan tidak mengenyam pendidikan sekolah, mereka tidak mengerti tentang masalah yang akan ditimbulkan dengan mempunyai banyak anak. Apalagi di Desa banyak adanya Pernikahan dini atau menikah di Usia muda, sehingga masa reproduktifnya pun semakin panjang dan pengetahuan yang rendah tentang program pembatasan anak atau KB.
        Hal ini dapat menimbulkan berbagi masalah yang berhubungan dengan kependudukan,dan  merupakan masalah yang serius dan perlunya kerjasama anggota masyarakat untuk mengontrol banyaknya anak dalam satu keluarga. Masyarakat dapat saling mengingatkan, ikut serta dalam program pemerintah, menghimbau masyarakat lainya untuk berpartisipasi didalamnya.
Semoga Indonesia menjadi lebih baik berwawasan pengetahuan dan warga negarnya semakin maju serta mengerti tentang pentingya pembatasan anak untuk mencapai Indonesia yang lebih baik lagi.


           


No comments:

Post a Comment